Rabu, 24 Juli 2013

TANDA-TANDA DATANGNYA MALAM LAILATUL QODAR

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Bagaimanakah tanda datangnya malam Lailatul Qadar yang benar berkenaan dengan malam yang mulia ini? Nabi shallallahu’alaihi wassalam pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar, yaitu: ... 
 1. Udara dan suasana pagi yang tenang ... Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan) 
 2. Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya .. Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR Muslim) 
 3. Terkadang terbawa dalam mimpi ... Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum.
 4. Bulan nampak separuh bulatan ... Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata : “Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim) 
 5. Suasana malam itu terasa sejuk dan nyaman ... Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan) Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam : “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan) 
 6. Hati menjadi tenang saat ibadah di malam itu ... Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya. Wallahu a'lam bishshawab, .. —————- 
(**Referensi : - Majalah Adz-Dzakiroh edisi khusus Ramadhan-Syawal 1429 Hal. 27-28. - 30 Tema Pilihan Kultum Romadhon Berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah oleh Abu Bakr Muhammad Lalu al-Atsari, hal. 162-163 (Silahkan merujuk ke buku ini untuk mengambil faidah yang lebih banyak). ~ o ~ Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...

LUANGKAN WAKTU KAMU 50 DETIK UNTUK MEMBACA CERITA KEREN INI...

"Uang kertas Rp.1000 dan Rp.100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama di cetak serta diedarkan oleh Bank Indonesia. Secara kasat mata mereka memang tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Secara bersamaan mereka dibuat, keluar dan beredar di tengah-tengah masyarakat melalui Bank Indonesia. Beberapa bulan kemudian, secara tidak sengaja mereka bertemu di salah satu dompet seorang anak muda. Kemudian, terjadilah percakapan diantara mereka, Rp.100.000 bertanya kepada Rp.1000. “Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau?!”. Lalu di jawab oleh uang Rp.1000, “Karena, setelah aku keluar dari Bank, aku langsung berada di tangan orang-orang bawahan. Dari tukang becak, tukang ojek, tukang parkir, penjual sayur, penjual ikan, bahkan sampai di tangan pengemis”. Lalu uang Rp.1000 bertanya kembali kepada Rp.100.000. “Kenapa kamu masih tampak kelihatan seperti masih baru, rapi dan bersih??”. Di jawab oleh uang Rp.100.000. “Karena begitu aku keluar dari bank, aku langsung di sambut wanita-wanita cantik, dan aku beredar di mall, restoran mahal, atau hotel berbintang. Keberadaanku sangatlah di jaga dan terkadang jarang keluar dari dalam dompet”. Lalu uang Rp.1000 bertanya lagi, “Pernahkah kamu mampir di tempat ibadah?”. “Belum pernah”, kata si Rp.100.000. Lalu Rp.1000 pun berkata, “Ketahuilah, meskipun keadaanku sekarang seperti ini, namun setiap hari aku selalu mampir di masjid-masjid, berada di tangan anak-anak yatim. Bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidaklah di pandang sebagai nilai oleh para manusia, namun aku di pandang sebagai MANFAAT”. Akhirnya,, menangislah Rp.100.000. Karena ia tersadar telah merasa besar, hebat, tinggi, tapi tidaklah begitu bermanfaat selama ini."

Hijaab-ku Memang Tidak Menarik

Bismillahirrohmanirrohim... Hijaab-ku memang tidak menarik, tidak ada tutorial khusus untuk memakainya, tidak perlu diputar-putar, dipelintir-pelintir, diperas-peras, ditarik-tarik dan diikat-ikat. No need tutorial for hijab syar'i because syariah is simple Hijaab-ku memang tidak menarik, karena fungsi hijaab adalah untuk menyembunyikan perhiasan. Jika aku sematkan hiasan-hiasan di atasnya dengan berbagai macam aplikasi maka terpenuhikah fungsi hijaab yang dikehendaki oleh syari’at? Hijaab-ku memang tidak menarik, karena aku memakainya bukan untuk menarik perhatian orang, aku pun tidak akan ‘ngoyo’ dalam mendakwahkan hijaab dengan menghias-hiasinya, memodifikasinya supaya muslimah ramai-ramai berhijaab. Tapi pada akhirnya hanya kuantitas muslimah berhijaab yang bertambah, lantas bagaimana dengan kualitasnya? Hijaab-ku memang tidak menarik, karena buat apa jika makhluk tertarik tetapi Pencipta membencinya karena hijaab yang kupakai menyimpang dari tuntunan syari’at? Hijaab-ku memang tidak menarik, karena dalam surat An-Nur ayat 31, muslimah dilarang menampakkan perhiasannya kepada selain mahramnya, dan jika kuhias-hiasi hijaab-ku hingga terlihat menarik di mata selain mahramku, lantas bagaimana nasib ketaatanku kepada firman-Nya? Hijaab-ku memang tidak menarik, dan bukankah hendaknya muslimah saat keluar rumah mematut dirinya di cermin untuk memastikan bahwa Allah ridha dengan hijaab-nya? Bukankah sudah cukup peringatan Rasulullaah bahwa jika wanita keluar rumah maka syaithan akan menghiasinya? Hijaab-ku memang tidak menarik, tetapi inilah salah satu caraku untuk berusaha taat pada perintah-Nya, taat pada tuntunan-Nya dalam berhijaab untuk menjauhkan diri dari perbuatan tabbaruj (bersolek) yang tercela. Kita tahu fungsi hijaab? Bukankah untuk menutupi perhiasan & tidak menarik perhatian, tapi kalau malah memperlihatkan perhiasan dan malah menjadi perhiasan itu sendiri serta menarik perhatian laki-laki ajnabi, maka itu bukan hijaab lagi, namun hanya selembar kain tabarruj yg bertengger di atas kepala. Yuk luruskan niat, perbaiki cara berhijaab sesuai syariat, sungguh syaithan akan senang jika kita tidak berhasil dicegah untuk menutup aurat tapi kita bisa diarahkan berhijaab yg melenceng dari syariat. SYARAT PAKAIAN MUSLIMAH 1. Menutup seluruh tubuh. Allah ta’ala berfirman yg artinya, “Hai Nabi, katakan ke istri-istrimu, anak-anak wanitamu & istri-istrinya mukminin, ulurkanlah jilbabnya ke seluruh tubuh.” [Al-Ahzab: 59] 2. Bukan perhiasan & menutupi dada. [QS.An-Nur:31] 3. Tidak ketat (membentuk lekukan tubuh) dan tidak tipis “Dua golongan ahli neraka yang belum aku lihat ...dan wanita-wanita berpakaian tapi telanjang...” [HR. Muslim, Abu Hurairah radhiyallahu’anhu] 4. Tidak memakai wewangian. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Wanita mana saja yang memakai wewangian agar kaum pria mencium harumnya, ia pezina.” [HR. An-Nasai, Abu Musa radhiyallahu’anhu] (kecuali jika di dalam rumahnya sehingga tidak tercium baunya oleh pria yg bukan mahromnya) 5. Tidak seperti pakaian wanita kafir/fasik. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Siapa menyerupai suatu kaum, ia bagian dari mereka.” [HR. Abu Daud, Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma] 6. Tidak seperti pakaian pria. “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melaknat pria menyerupai wanita & wanita menyerupai pria.” [HR. Bukhari no. 5885] 7. Bukan pakaian ketenaran. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Siapa memakai pakaian ketenaran, Allah akan memakaikannya pakaian kehinaan di hari kiamat." [HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan] 8. Tidak bersanggul (punuk unta) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” [HR. Muslim no. 2128] Hijaabku memang tidak menarik. Tetapi percayalah, suatu saat jika engkau paham pada ilmunya, dan engkau bukakan hatimu kepada kebenaran (al haq) dan kau tundukkan hasratmu untuk berhias yang tidak sesuai dengan syari’at, maka hijaab-ku pun akan tampak menarik di matamu, Insya Allaahu Ta’ala. Allahu’alam bishshowab