Rabu, 16 Oktober 2013

Amar Makruf Nahi Munkar

Amar ma’ruf artinya menyuruh orang untuk menjalankan kewajiban, sedangkan nahi munkar artinya mencegah orang dari perbuatan yang haram.

Hukum dan Syarat

Pada dasarnya, hukum amar ma’ruf nahi munkar (selanjutnya disingkat AMNM) adalah fardhu kifayah, dalam artian, harus ada orang yang tidak berdiam diri saja kalau di tengah-tengah masyarakat ada kewajiban yang ditinggalkan atau ada perilaku haram yang dilakukan. Kewajiban tersebut memiliki syarat-syarat sebagai berikut (artinya, jika syarat-syarat berikut ini tidak terpenuhi, AMNM tidak lagi menjadi wajib).

1. Kita harus yakin bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain itu memang betul-betul pekerjaan haram atau yang ditinggalkan itu adalah pekerjaan wajib. Jika kita tidak yakin, kewajiban AMNM menjadi gugur.

2. Ada kemungkinan AMNM yang kita lakukan ada pengaruhnya. Jika sejak awal kita yakin tidak berpengaruh sedikitpun, kewajiban AMNM menjadi gugur.

3. Si pelaku dosa memang dipastikan akan meneruskan perbuatannya itu. Jika kita bisa memperkirakan (apalagi jika sampai yakin) bahwa si pelaku dosa kewajiban AMNM menjadi gugur.

4. AMNM tidak sampai menimpakan kerugian jiwa, harta (dalam jumlah yang signifikan), atau kehormatan kita, keluarga, sahabat, dan seluruh kaum muslimin. Tahapan dalam AMNM AMNM memiliki tiga tahapan. Jika pada tahap pertama, maksud sudah bisa dicapai, kita dilarang langsung meloncat ke tahapan kedua. Begitu juga jika tahapan kedua ini sudah efektif, kita dilarang meloncat ke tahapan ketiga Adapun ketiga tahapan dalam AMNM adalah sebagai berikut.

1. Dengan sikap-sikap tertentu yang menunjukkan ketidaksetujuan kita atas perilaku pendosa dan kita yakin si pendosa memahami hal tersebut, misalnya dengan bermuka masam saat bertemu (biasanya kita bermuka ramah) atau kita tidak lagi berkunjung ke rumahnya (biasanya kita selalu datang berkunjung).

2. Dengan kata-kata

3. Dengan tindakan/kekuatan.

Beberapa Hukum

1. Terkait dengan tahapan dengan kata-kata, jika dalam ber-AMNM kata-kata yang lembut, nasehat, atau permintaan akan memperlihatkan hasilnya, kita harus melakukan demikian. Kita dilarang menggunakan kata-kata perintah yang tegas/keras.

2. Jika kita dituntut untuk mengulangi AMNM agar memperlihatkan hasil (terkadang orang akan memperhatikan teguran kalau disampaikan berulangulang), kita harus mengulangnya. 3. Yang dimaksud dengan meneruskan perbuatan (syarat nomor 3) tidak berarti bahwa si pendosa akan melakukan perbuatan dosanya itu secara permanen, melainkan cukup jika kita yakin bahwa si pendosa akan mengulangi lagi perbuatannya itu. Misalnya, jika ada orang yang meninggalkan shalat dan kita yakin bahwa untuk shalat berikutnya ia juga tidak akan mengerjakannya, hal itu sudah cukup menjadi syarat wajibnya AMNM.

4. Terkait dengan tahapan tindakan/ kekuatan, kita dilarang untuk melukai (apalagi kalau sampai membunuh) si pendosa, kecuali jika dosa yang dilakukan si pendosa sedemikian berbahayanya dan hanya bisa dihentikan dengan melukai di pendosa (misalnya dosa pembunuhan).

5. Dalam AMNM, tidak ada perbedaan antara dosa besar atau kecil. Jika ada seseorang melakukan dosa kecil, dan syarat-syaratnya bagi AMNM terpenuhi, maka AMNM menjadi wajib bagi kita.

6. Jika kita mengetahui ada orang lain yang berniat melakukan dosa:

-. Kita tahu bahwa ia akan bisa melakukan dosa tsb → AMNM hukumnya wajib

-. Kita yakin bahwa ia tidak akan berhasil → AMNM hukumnya tidak wajib

-. Kita ragu apakah ia akan berhasil atau tidak → AMNM hukumnya tidak wajib tidak → AMNM hukumnya tidak wajib

7. Jika kita yakin (atau minimalnya memperkirakan) AMNM hanya akan efektif kalau dilakukan di depan umum, hal itu harus dilakukan dengan syarat bahwa dosa yang dilakukan orang tersebut juga dilakukan secara terang-terangan (sudah diketahui oleh masyarakat umum). Jika tidak dilakukan secara terang-terangan, kita malah tidak boleh melakukan AMNM di depan umum.

8. Jika kita yakin bahwa si pendosa hanya mau mendengar kata-kata seseorang, kita harus meminta orang tersebut untuk melakukan AMNM.

9. Jika untuk melakukan AMNM kita harus melakukan dosa yang lain, AMNM hukumnya malah menjadi haram, kecuali untuk dosa-dosa yang sangat berbahaya. Misalnya, untuk mencegah sebuah upaya pembunuhan, kita boleh memasuki rumah orang lain tanpa izin pemilik rumah.

Etika AMNM

1. Mengedepankan akhlak baik yang tercermin dari perilaku serta kata-kata yang lembut dan penuh kasih sayang.

2. Menyucikan niat dalam rangka menggapai ridho Allah; sekaligus menghilangkan sifat-sifat merasa lebih tinggi/lebih baik dari orang lain.

3. Tidak menganggap diri suci dan bersih dari kesalahan/dosa. Pada saat yang sama juga tetap memandang si pendosa sebagai orang yang juga punya sisi-sisi kebaikan. Meskipun, tetap saja, pada saat itu si pendosa memang sedang melakukan dosa yang harus kita cegah. (Itrah/OS)

Jumat, 11 Oktober 2013

Larangan Makan dan Minum Sambil Berdiri

Dari Anas dan Qatadah, Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri, Qotadah
berkata:”Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab: “Itu kebih buruk lagi”. (HR.
Muslim dan Turmidzi)

bersabda Nabi dari Abu Hurairah,“Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila
kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)

Rahasia Medis

Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan pernah sekali minum sambil disfungsi pencernaan. Adapun Rasulullah
berdiri, maka itu dikarenakan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan.
Sumber: Qiblati edisi 04 tahun II. Judul: Larangan Minum sambil berdiri,
Hal 16

Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?p=270442758

Semoga bermanfaat.***

Tips Perawatan Rambut Berkerudung

Rambut yang sering tertutup dengan topi, kerudung, maupun jilbab tentunya membutuhkan perawatan istimewa. Keramas rutin setiap hari saja tidak cukup untuk mempertahankan kesehatan dan kilau rambut. Silakan simak beberapa tip berikut.

Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh wanita berjilbab adalah tidak memberikan waktu bagi rambut untuk bernafas. Begitu sampai di rumah, segera lepas jilbab atau kerudung Anda. Lanjutkan dengan melepaskan ikatannya dan menyisir rambut. 

Namun, jangan asal menyisir. Pilih sisir sikat, lalu sisirlah rambut dimulai dari akar. Pijatan lembut dari sikat akan memperlancar peredaran darah di kulit kepala. Selain mencegah rambut kusut, cara ini juga menjaga kesehatan akar rambut dan mencegah kerontokan. 

Cukup disisir dengan 8-10 tarikan. Bila terlalu banyak, akan merangsang kelenjar minyak di kulit kepala untuk memproduksi lebih banyak sebum, yang justru dapat membuat rambut semakin lepek dan kulit kepala menjadi lembap.

Hindari kain polyester, nilon dan sejenisnya
Utamakan kesehatan kulit kepala dan rambut dengan memilih kain ciput dan jilbab yang berkualitas. Kain polyester, nilon dan sejenisnya biasanya lekas panas bila tertimpa sinar matahari, sehingga suhu di kulit kepala pun naik. Bila dikenakan terlalu sering dan rutin, ini akan berisiko membuat rambut stres sehingga mengakibatkan kusam dan rontok. 

Pilihlah bahan jilbab yang nyaman seperti katun. Selain itu, hindari juga model ciput yang terlalu ketat atau memiliki karet yang kuat. Selalu prioritaskan kenyamanan, ketimbang model atau warna yang trendi.

Beda jenis rambut beda perawatan
Rambut normal atau berminyak, shampo dan kondisioner saja mungkin sudah cukup. Namun, khusus untuk rambut yang kering, dan bila ujung rambut Anda bercabang, itu pertanda rambut Anda membutuhkan ekstra pelembap. 

Coba beralih ke jenis kondisioner yang tanpa dibilas (leave in conditioner). Aplikasikan setelah Anda keramas, pada rambut yang setengah kering dan masih lembap. Angin-anginkan sebentar hingga rambut benar-benar kering. Pastikan rambut selalu dalam keadaan bersih dan kering sebelum menggunakan topi atau jilbab. Rambut yang lembap dan tertutup adalah "sarang" yang nyaman bagi jamur dan bakteri penyebab ketombe.

Rawat lebih intens bila rambut dicat atau dikeriting
Bagi Anda yang melakukan perawatan kimiawi seperti dicat, diluruskan, dikeriting, maka shampo dan kondisioner saja tidak cukup untuk merawat rambut. Lakukan sendiri di rumah atau di salon. Pilih produk yang di dalamnya mengandung banyak nutrisi untuk membantu mengikat protein dalam helai rambut, agar akar menjadi kuat dan batangnya pun sehat.

Konsumsi makanan rendah lemak
Setelah melakukan perawatan dari luar, sebaiknya Anda juga melakukan perawatan dari dalam. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang rendah lemak namun kaya akan protein, vitamin B-6, B-12, dan C, serta zat besi dapat menutrisi rambut secara alami. Misalnya: kacang-kacangan, ikan salmon, bayam, pisang, semua ini dapat membantu memperkaya nutrisi rambut dari dalam.

Cerita Hikmah: Seekor Gajah dan Katak

Diceritakan di sebuah hutan ada seekor kuda bertemu seekor gajah, sang kuda langsung menyapa.

Kuda: “Halo badak, selamat pagi.”

Gajah: “Lho, saya bukan badak, saya gajah!”

Kuda: “Lapi banyak binatang di hutan ini menganggap kamu badak”

Gajah: “Saya gajah, bukan badak. Dari dulu gajah sampai sekarang”


Kemudian ada seekor kelinci lewat, juga menyapa sang gajah


Kelinci: “Halo badak, sedang apa kamu?”

Gajah: “Hey … saya bukan badak, saya gajah!


Kuda: “Sudahlah tidak usah membela diri, banyak binatang mengatakan kamu itu badak.”


Gajah: “Bukan membela diri, karena saya memang gajah … ”

Kuda: “Ah…. akui saja kalau kamu badak … tidak usah membabi buta membela diri.”


Gajah: “Terserah semua binatang menganggap saya badak, sebenarnya saya ada gajah dan tetap seekor gajah sampai kapan pun. Bagaimana saya mengakui saya seekor badak, padahal bukan badak. Kadang aneh tuntutan para binatang itu.”
Hikmah


Kadang, dalam kehidupan sehari-hari ada kata-kata yang melemahkan kita. Kita dianggap tidak mampu. Namun yakinlah bahwa itu bukan sejatinya. Itu baru anggapan orang. Sejatinya Anda adalah mahluq mulia yang dianugrahi potensi luar biasa dahsyat. Jangan pedulikan dengan perkataan orang yang menganggap Anda tidak mampu.
Ah Kamu Tidak Bisa Berubah!


Dua kata: “Lawan dan buktikan!”


Lawan saat seseorang mengatakan Anda tidak bisa berubah. Selama masih ada umur, artinya masih ada kesempatan untuk menjadi lebih baik. Ingat, itu hanya anggapan orang untuk melemahkan Anda. Semua orang bisa berubah, jika dia mau berubah. Jika tidak bisa, kuncinya tetap kemauan. Meski pun Anda tidak bisa berubah, jika ada kemauan Anda akan belajar untuk berubah.


Buktikan kalau Anda bisa berubah. Jadikan sebagai cambuk positif untuk berubah ke arah yang lebih baik. Tidak ada kata terlambat selama hayat di kandung badan. Mulailah berubah saat ini juga.


Perubahan itu instant seperti Anda membelokan stir mobil Anda. Namun perlu proses dan tahapan untuk mencapai tujuan baru Anda. Silahkan baca: Berubah Itu Langkah Demi Langkah


Dari mana mulai berubah? Silahkan baca: Cara Berubah Itu Mulai Dari Diri Sendiri
Kamu Tidak Akan Bisa!


Kuncinya adalah itu adalah anggapan orang lain. Apakah Anda bisa atau tidak bisa? Andalah yang menentukan. Jika ANDA berpikir tidak bisa, maka Anda tidak akan pernah bisa. Jika ANDA berpikir bisa, insya Allah Anda akan bisa. Jadi, kuncinya bukan pada apa yang dikatakan oleh orang lain, namun ANDA lah kuncinya.


Anggapan tidak selamanya benar, bahkan sangat besar kemungkinan salah. Lagi pula itu adalah anggapan orang lain. Sebab keyakinan Anda sendirilah yang menentukan, tidak peduli bagaimana anggapan dari orang lain. Jangan biarkan, anggapan orang lain menghancurkan diri Anda.

SAKARATUL MAUT.

Tazkirah :
Bismillahirrahmanirrahim.
Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang”. (H.R. Ibnu Abu Dunya).
Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Allah, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar. Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan.

“Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata, “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar.” (niscaya kamu akan merasa sangat ngeri) (QS. Al-Anfal {8} : 50).

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu !”

Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan kerena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”. (Qs. Al- An’am : 93).

“Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang”. (H.R. Ibnu Abu Dunya). Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Allah, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar. Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan.

Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan sholat sampai puluhan raka’at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia kepada Allah Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia. Allah Swt, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah Nabi Idris.

“Assalamu’alaikum, yaa Nabi Alloh”. Salam Malaikat Izrail,

“Wa’alaikum salam wa rahmatulloh”. Jawab Nabi Idris a.s.

Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail. Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, namun di tolak oleh Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya “menghadap”. Alloh sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja. Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan “tamunya” itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan. “Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita”. pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s).

“Subhanalloh, (Maha Suci Alloh)” kata Nabi Idris a.s.

“Kenapa ?” Malaikat Izrail pura-pura terkejut.

“Buah-buahan ini bukan milik kita”. Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian Beliau berkata: “Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan yang haram”.

Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan ? pikir Nabi Idris a.s.

“Siapakah engkau sebenarnya ?” tanya Nabi Idris a.s.

Aku Malaikat Izrail”. Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya.

“Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?” selidik Nabi Idris a.s serius.

“Tidak” Senyum Malaikat Izrail penuh hormat. “Atas izin Allah, aku sekedar berziarah kepadamu”. Jawab Malaikat Izrail.

“Aku punya keinginan kepadamu”. Tutur Nabi Idris a.s

“Apa itu ? katakanlah !”. Jawab Malaikat Izrail.

“Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Allah SWT untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku”. Pinta Nabi Idris a.s. Tanpa seizin Allah, aku tak dapat melakukannya”, tolak Malaikat Izrail.

Pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Allah, Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat.

Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali.

Allah mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali. “Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?” Tanya Malaikat Izrail.

“Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti”. Jawab Nabi Idris a.s.

“Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu”. Kata Malaikat Izrail.

MasyaAllah, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris a.s. Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita ?

Bersediakah kita untuk menghadapinya ?